Sejumlah ahli dari perguruan tinggi, balai penelitian dan pelatihan, politeknik dan sekolah tinggi di Kota Bogor berkomitmen menjadikan kota Bogor sebagai Kota Ilmu rujukan dunia.
Komitmen tersebut digalang melalui focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar (DGB) IPB University, Senin (19/10).
Komitmen menjadikan Kota Bogor sebagai Kota Ilmu pada dasarnya dilandasi oleh sejarah ilmu dan pengetahuan di kota tersebut.
Perkembangan ilmu dan pengetahuan di Bogor bermula sejak pembentukan Kebun Raya Bogor tahun 1817. Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1903 dengan didirikan Landbouw School yang kemudian disusul pembentukan Department van Landbouw pada 1910.
Tiga tahun kemudian, yaitu pada 1913 dibentuk Proefstation Voor Het Boswezen.
Guna mendukung Kebun Raya Bogor, pada tahun 1915 dibentuk Xylarium Bogoriense dan pada tahun 1917 didirikan Herbarium Botani.
Kota Bogor juga tidak terpisah dari sejarah pendidikannya.
Pada 1913 didirikan Middlebare L-School (LHS) dan pada tahun 1947 didirikan Sekolah Pertanian Menengah Tinggi (SPMT).
Pada kurun waktu sepuluh tahun kemudian, Kota Bogor memiliki Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Indonesia,
Akademi Tatalaksana Kesatuan, Akademi Kimia Analisis, Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas (SPDMA) dan Akademi Kementerian Pertanian.
Guru Besar IPB University Prof Aman Wirakartakusumah, mengungkapkan, pada era 60-an sampai 80-an, Kota Bogor mulai memiliki perguruan tinggi seperti Universitas Ibnu Khaldun, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Pakuan dan Universitas Djuanda.
“Pun di tahun 2000 didirikan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor dan yang terbaru adalah Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor,” kata Aman sebagaimana keterangan tertulis kepada MINA, Selasa (20/10).
Dari sejarah tersebut, lanjut Prof Aman, Bogor sangat layak untuk menjadi kota ilmu rujukan dunia.
Ia juga menyebutkan, selain dari sejarahnya, Kota Bogor sampai saat ini dipilih menjadi tempat beberapa lembaga internasional seperti Center for International Forestry Research (CIFOR), South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Biotrop dan Perwakilan International Rice Research Institute (IRRI).
Tidak hanya itu, lembaga riset dan edukasi di Kota Bogor saat ini telah menjadi media dan tempat bertemunya para peneliti dan akademisi dari berbagai daerah baik dalam maupun luar negeri.
Kota Bogor juga menjadi tempat favorit untuk pertemuan ilmiah internasional dalam berbagai bidang keilmuan.
Disamping itu, Kota Bogor juga memiliki Istana Kepresidenan sehingga akan menjadi tempat untuk menjamu pimpinan negara maupun lembaga dunia.
Oleh sebab itu, melalui Policy Brief yang dirumuskan oleh Dewan Guru Besar IPB University, Prof Aman meyakini upaya menjadikan Kota Bogor sebagai Kota Ilmu dapat segera terwujud. Namun, upaya ini harus ada kolaborasi antara lembaga keilmuwan, komunitas, pengusaha, pemerintah kota dan media massa.
“Kota Bogor sudah memenuhi kriteria sebagai kota ilmu dan dapat dikembangkan untuk menjadi rujukan dunia. Tentunya melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan kunci berbasis co-management,” jelas Prof Aman.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Kota Ilmu didefinisikan sebagai integrasi habitat ilmu dan ekosistem kota.
Integrasi ini dilakukan melalui kolaborasi antara pemangku kepentingan.
Hal tersebut bertujuan memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakatnya.
Sementara, manfaat dari Bogor Kota Ilmu atau Bogor Science City (BSC) antara lain berkembangnya ilmu pengetahuan, berkembangnya kreativitas masyarakat dan meningkatkan kecintaan terhadap ilmu.
Menanggapi terwujudnya Bogor Kota Ilmu, Wali Kota Bogor, Bima Arya menegaskan supaya seluruh lapisan masyarakat mendukung penuh.
Ia juga mengatakan akan membantu melalui pembuatan peraturan daerah yang mengatur khusus tentang Bogor Kota Ilmu.
“Ini usulan yang sangat bagus untuk masa depan Kota Bogor dan masyarakatnya. Jangan sampai hanya omong kosong saja. Maka dari itu, saya mengajak seluruh masyarakat Kota Bogor untuk bersama-sama mewujudkan Bogor Kota Ilmu, tak terkecuali seluruh lapisan pemerintahan harus menanamkan ini dalam setiap kegiatannya,” jelas Bima Arya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pengembangan BSC akan menguatkan terwujudnya Bogor sebagai smart city, green city, herritage city dan creative city.
Tidak hanya itu, upaya ini juga dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.
0 Komentar