|
Sumber Foto: Radar Bogor |
Hampir beberapa hari terakhir cuaca di Bogor terasa begitu menyengat, angin yang berhembus sangat kencang dan hawa panas yang kering. Sempat beberapa minggu lalu sebagian wilayah di Bogor terguyur hujan.
Namun curah hujan yang diharapkan belum sepenuhnya menjadi musim penghujan. Masih banyak wilayah Bogor mengalami kekeringan, bahkan mata air warga sudah tidak bisa mengeluarkan air seperti biasa.
Fenomena musim kemarau ini akan terus berlangsung bahkan selama beberapa bulan kedepan. Warga Bogor sepertinya masih akan merasakan fenomena cuaca panas sampai akhir Oktober 2019. Selasa (10/9/2019) hari ini dan kemarin misalnya, hawa panas di Bogor mencapai angka 37 derajat celcius dan hari ini diperkirakan akan mencapai 35 derajat celcius.
Melihat dari cuaca yaitu cerah berawan hingga hujan ringan kembali akan mewarnai kondisi cuaca di beberapa wilayah di Jawa Barat, Rabu (11/9/2019).
Berdasakan dari prakiraan cuaca BMKG Jawa Barat, pagi hari Rabu ( 11/9/2019 )secara umum cuaca cerah hingga cerah berawan.
Pada siang dan sore hari secara umum cuaca cerah berawan hingga berawan, dan bisa berpotensi hujan ringan di sebagian wilayah Bogor, Kuningan, Bandung selatan dan juga Sukabumi.
Malam hari hingga dini hari cuaca juga cerah berawan sampai berawan.
Untuk suhu udara di wilayah Jawa Barat bagian Utara akan berkisar antara 22 – 35°C, dengan kelembaban udara 40 – 85%.
Sedangkan suhu udara di wilayah Jawa Barat bagian Selatan berkisar antara 17 – 33°C, dengan kelembaban udara 45 – 90 %.
Angin secara umum akan bertiup dari arah Timur Laut hingga Selatan dengan kecepatan mencapai 05 – 35 km/jam.
Dari kejadian tersebut, maka fenomana apa itu yang sedang terjadi?. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor, suhu panas yang mencapai angka 37 derajat celcius itu merupakan dampak dari adanya fenomena El Nino, yang membuat kemarau masih akan berlangsung sampai bulan Oktober mendatang.
El Nino merupakan siklus alami bumi yang berdampak pada kenaikan suhu udara dan akibatnya permukaan laut melebihi nilai dari rata - rata yang ada di Samudra Pasifik sekitar ekuator.
“Dimana kemarau tahun ini lebih panjang dan kering dibanding kemarin. Ini karena adanya fenomena El Nino,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun BMKG Bogor, Hadi Saputra.
Hadi juga memaparkan, untuk peningkatan suhu permukaan air laut yang secara kompleks juga dapat menyebabkan banyaknya pembentukan awan dan hujan di daerah tersebut, sehingga terjadi peningkatan frekuensi cuaca buruk dan jumlah curah hujan di beberapa daerah khususnya di wilayah Bogor.
Hadi juga memperkirakan, potensi kemarau akan terjadi hingga akhir bulan Oktober ini. Sementara November merupakan musim peralihan antara musim kemarin ke musim penghujan.
Sementara itu, di daerah yang terkena dampak paling besar di Bogor, yaitu Kabupaten Bogor bagian timur seperti wilayah Cileungsi, Cariu, Sukamakmur juga Jonggol.
Kondisi cuaca yang memang tidak bisa diprediksikan setiap hari, terkadang cerah tanpa disertai angin, terkadang cerah saja, dan terkadang cerah disertai hujan ringan. Kondisi ini juga dapat menjadikan peralihan kondisi kesehatan di masyarakat. Untuk itu pentingnya menjaga kondisi kesehatan selama cuaca yang belum menentu seperti saat ini.
Karena dari banyaknya kasus yang terjadi, dengan perubahan cuaca yang begitu cepat menimbulkan dampak penyakit Ispa tidak hanya bisa menyerang anak - anak juga menyerang orang dewasa.
0 Komentar