|
Sumber Foto: Radar Bogor |
Sebagai seorang pelajar yang tugasnya belajar dan menjalankan pendidikan sampai tuntas. Namun, tidak untuk beberapa remaja berikut ini, akibat perbuatan remaja ini ia harus merasakan sakitnya berurusan dengan pihak polisi wilayah Gunung Putri, Bogor.
Terjadinya pristiwa duel ala gladiator antar pelajar sekolah di Bogor kembali terjadi. Namun, kali ini melibatkan siswa SMK yang berada di Kecamatan Gunung Putri.
Akibat dari duel tersebut, A (17) salah satu siswa SMK tewas dengan luka bacokan setelah terlibat perkelahian ala gladitor dengan siswa lainnya yang ada di wilayah yang sama.
Peristiwa tersebut terjadi persis di depan PT. Vaksindo II D/A Kampung Baru RT 01/08, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, pada Kamis (228/2019) lalu sekitar pukul pukul 23.30 WIB.
Duel ala gladiator tersebut diawali dengan ketika korban janjian dengan tersangka J (17) dan AM (17) untuk bertemu di depan sebuah Pabrik Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri.
Mereka pun pergi menggunakan sepeda motor menuju lokasi. Setelah bertemu korban dan pelaku akhirnya melakukan duel satu lawan satu dengan menggunakan alat senjata tajam yaitu jenis celurit.
Akibat dari perkelahian ala gladiator tersebut, korban terkena sabetan celurit di bagian tangan sebelah kanan dan paha kaki sebelah kanan, serta kepala. Kemudian pelaku beserta teman - temannya langsung melarikan diri dari lokasi. Akibat dari perkelahian tersebut korban siwa meninggal dunia.
Saat ini kedua tersangka sudah diketahui dan diamankan. Namun remaja tersebut masih tergolong anak di bawah umur, maka penanganan kasusnya sesuai dengan UU Perlindungan Anak, Para pelaku dijerat dengan pasal 80 Ayat (1) UU. No 35 tahun 2014 perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 351 ayat (3) KUHPidana dan atau Pasal 338 KUHPidana.
Adapun motif dari kasus ini didasari gengsi antara korban dan pelaku sehingga ingin membuktikan diri masing - masing dan saling menantang dengan cara yang tidak baik.
“Sungguh kami amat prihatin atas kejadian ini, kita berharap di Bogor ini ada penanganan terhadap anak yang terlibat tawuran agar ada perlakuan khusus. Dan kami meminta kepada masyarakat agar bersama - sama menjaga dan mengawasi anak kita terutama kepada orang tua, jangan sampai hal tersebut bisa terulang kembali,” ucap Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky.
Kapolres juga meminta adanya pengawasan ekstra terhadap alat komunikasi dan kegiatan dari pihak sekolah juga orang tua dalam memperhatikan murid dan anak - anaknya. Diharapkan juga pihak sekolah memberikan kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan rohani terhadap muridnya agar tidak dapat terpengaruh ke dalam hal - hal yang negatif seperti tawuran antar remaja atau sekolah.
“Kedua sekolah ini disinyalir muridnya sering terlibat dengan adanya tawuran. Jadi sudah turun temurun antara senior junior hanya karena Gengsi. Ini perlu didalami siapa saja alumni - alumninya yang dimungkinkan ada geng dan murid di dalamnya,” ungkap Kapolres.
Pihaknya juga akan memanggil pihak dari sekolah - sekolah yang terlibat tawuran tersebut, sekaligus menyampaikan jika hal ini kepada Bupati untuk diteruskan kepada dinas pendidikan bekerjasama dengan Provinsi Jawa Barat karena levelnya SMK.
“Supaya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap sekolah yang terlibat tawuran. Kami akan mendata sekolah mana saja yang terlibat tawuran dalam kurun waktu setiap tahun, dan data tersebut akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan agar dievaluasi langkah apa saja yang harus dilakukan oleh sekolah,” jelas kapolres.
Aksi tawuran sendiri saat ini sudah dalam tahap yang memprihatinkan, selain menghilangkan nyawa seseorang, pelaku akan dijerat oleh hukum dan pidana. Selain itu juga sangsi dari sekolah yang memang harus sangat tegas, agar murid khususnya pelajar SMK sederajat mendapatkan efek jera.
0 Komentar