|
Sumber Foto: Radar Bogor |
Warga RT 03 RW 06, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, dihebohkan dengan penemuan jasad seorang ayah dan anak yang tergantung di kaso rumahnya, Senin (5/8/2019).
Korban yang berinisial RH (40) dan anaknya DHD (8) ditemukan tergantung di pelapon rumah dalam kondisi sudah tidak bernyawa oleh para warga sekitar pukul 12.15 WIB.
Kanit Reskrim Polsek Bojonggede, Iptu Jajang Rahmat menjelaskan, berdasarkan informasi dari para saksi mata yaitu adik kandung korban berinisial YD, sejak pagi RH memang sudah tidak terlihat. Biasanya, dia selalu mengantar anaknya yang tuna netra dan wicara tersebut ke sekolah.
Seorang bapak beserta anaknya mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di rumahnya Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Senin (5/8/2019) siang sempat menggegerkan warga setempat.
Kejadian itu pertama kali diketahui oleh tetangga korban Supriatin (32), salah seorang tetangga dekat. Dia menceritakan, tetangganya RH (40) itu sudah sejak Minggu (4/8/2019) tidak terlihat dan tidak keluar dari rumah.
“Dikarenakan motornya ada. Sendalnya juga ada,” jelas Titin kepada media.
Dia mengakui, kecurigaannya bertambah saat kebiasaan sang korban yang sering memutar lagu dan juga memanaskan motor, tidak dilakukan pada pagi hari seperti biasanya.
“Saksi, juga menjelaskan pagi tadi korban tidak datang menjemput anaknya ke sekolah. Saat itu dia tidak mengecek karena harus berangkat mengajar,” jelas Jajang kepada media.
Kemudian, sekitar pukul 11.30 WIB sepulang dari mengajar YD langsung mendatangi rumah korban. Karena ia merasa curiga, tidak melihat keberadaan kakaknya. Kondisi rumah, dalam kondisi tertutup, sehingga memaksa saksi untuk mengecek lewat lubang angin.
Dan benar saja, ternyata terlihat tubuh kedua korban sudah tergantung di tali plastik berwarna merah dan putih yang saling berhadapan. Saksi langsung bergegas menghubungi Ketua RT dan warga setempat untuk segera membuka pintu rumah.
“Dari hasil interogasi yang dilakukan, ternyata korban dan anaknya hanya tinggal berdua di rumah tersebut. Istrinya meninggal sekitar tahun 2018 lalu,” ungkapnya.
Setelah salah seorang sanak saudara korban yang mendatangi rumahnya dan mendobrak pintu, ditemukan Rudi dan anaknya sudah tergantung di tali.
Kanit Reskrim Polsek Bojonggede, Iptu Jajang Rahmat menyimpulkan apabila korban meninggal disebabkan karena bunuh diri. Karena tidak ada tanda bekas seperti tindak kekerasan lain di tubuh dan barang milik korban masih lengkap.
“Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan adik korban. Si korban tersebut melakukan gantung diri diakibatkan karena stress setelah ditinggal sang istri. Sementara itu anaknya, DFN (8) menderita kekurangan fisik,” ungkap Jajang.
Diketahui, sang istri yang sudah meninggal sejak setahun lalu. “Dan korban memang sering mengeluh selalu ingin bertemu dengan istrinya, ditawari untuk menikah lagi namun korban tidak mau,” cerita Jajang.
Jajang juga menjelaskan, jika anak korban divonis permanen menderita tuna netra dan tuna wicara. “Mungkin korban tidak kuat dengan beban dan kondisi itu sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya,” jelas Jajang.
Saat ditemukan, kedua jasad korban yang tergantung dan saling berhadapan. Diduga, sang anak dibunuh terlebih dahulu sebelum sang ayah gantung diri. “Keluarga korban yang menolak untuk di autopsi dan menerima kejadian ini sebagai sebuah musibah,” ungkap Jajang.
Keluarga hanya meminta korban segera dimakamkan dengan layak. Kasus tersebut menjadi satu pukulan bagi pihak keluarga yang tidak menyangka bahwa korban akan nekat melakukan hal tersebut. Ditambah sang anak yang masih di bawah umur dan dalam kondisi serba kekurang secara mental.
0 Komentar