|
Sumber Foto: Radar Bogor |
Bulan Haji sudah mulai dilaksanakan oleh para calon haji, tidak hanya di tanah air namun juga negara lain. Selain berita haji yang selalu di update baik oleh media televisi, online dan cetak. Berita haji meliputi kegiatan calon haji yang berada di Mekkah juga berita mengenai calon haji yang sakit, kegiatan sampai yang meninggal dunia. Contoh mengenai kasus calon haji yang nyasar saat menunaikan ibadah haji juga masih sering terjadi. Kali ini contohnya yang menimpa Nyai Rohamah, calon haji asal Kabupaten Bogor dari Kloter JKS-65 (embarkasi Bekasi).
Nenek tersebut ditemukan oleh petugas patroli dalam kondisi sedang tertidur di teras pemukiman warga, di kawasan Jiad Mashafi, Makkah, kemarin. Ketika hendak dievakuasi, perempuan paruh baya tersebut terbangun dan menolak untuk digendong atau dibawa.
Informasi yang diterima media, Sabtu (27/7/2019) sore, Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, menerima informasi bahwa ada jamaah Indonesia yang terpisah dari rombongannya. Selama menjalani ibadah hajinya, nenek Rohamah tercatat menginap di hotel nomor 704 di sektor tujuh.
Kepala Sektor Khusus Muh. Yamin menjelaskan setelah berhasil dievakuasi, nenek Rohamah langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk diperiksa kesehatannya.. Yamin mengatakan semula jika nenek Rohamah tidak mau dievakuasi.
’’Menurut laporan warga setempat, kejadian ini terjadi sejak pagi hari. Nenek Rohamah diajak turun oleh warga setempat tidak mau,’’ jelasnya.
Nenek Rohamah selalu bilang ingin naik ke puncak gunung. Dari aksen bicaranya, nenek Rohamah hanya bisa menggunakan bahasa Sunda. Yamin menduga jamaah ini mengalami shock dan kaget setelah tiba di Makkah.
’’Karena maunya naik puncak gunung. Bilangnya mau naik ke puncak Bogor,’’ ungkap Yamin.
Dokter spesialis kejiwaan KKHI Makkah Herlina Pohan juga menjelaskan jika butuh bantuan banyak orang untuk bisa membawa nenek Rohamah sampai ke bangsal perawatan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil laboratorium menunjukkan jika pasien tersebut mengalami gangguan elektrolit.
Gangguan tersebut dipicu karena dehidrasi. ’’Sehingga hal tersebut memicu gelisah. Jamaah ditemukan di bawah terik panas matahari,’’ jelas dia.
Perawatan utama yang dilakukan yaitu dengan memberkan cairan tubuh. Herlina menegaskan dehidrasi juga dapat memicu kondisi jamaah gelisah dan resah. Sehingga pada saat akan dievaluasi jamaah sering menolak dan merasa ketakutan.
Herlina berharap dengan asupan cairan kondisinya bisa pulih, nenek Rohamah bisa kembali ke hotelnya. Petugas belum bisa memastikan apakah ada penyakit penyerta lain seperti diabates atau sejenisnya. Dia menegaskan jika sebatas dehidrasi, maka pemulihannya relatif lebih cepat.
Kasi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran menjelaskan jika rata - rata ada 20 jamaah hingga 36 jamaah yang masuk ke KKHI Makkah setiap harinya. Kondisinya cukup beragam dan faktor usia juga menjadi salah satunya.
Meskipun Jumat (26/7/2019) kondisi di Makkah sangat panas, tidak ada pelonjakan jumlah jamaah yang masuk ke KKHI Makkah.
Hingga saat ini Imran mengatakan KKHI Makkah sudah merawat sebanyak 496 jamaah. Pada Sabtu sore jumlah jamaah yang masih dirawat tinggal 88 orang saja.
Beberapa kali KKHI Makkah memulangkan secara serentak sejumlah jamaah ke sektor masing - masing. Pada Sabtu sore itu ada 22 pasien yang dipulangkan serentak dengan bus dan ambulan menuju sektor. Setelah sampai sektor, akan dibawa kembali ke hotel tiap jamaah.
Hal ini memang menjadi perhatian bagi KKHI, karena apabila jamaah banyak yang mengalami kesehatan tidak baik dan juga adanya kasus jamaah yang nyasar bisa menjadi masalah bagi kondisi jamaah saat melakukan ibadah.
0 Komentar