|
Sumber Foto: Sketsanews |
Mahasiswi Amelia Nurul Supandi (22), gadis Cianjur alumni D3 Institut Pertanian Bogor (IPB) ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Jenazahnya ditemukan berada di Kota Sukabumi.
Meli yang merupakan seorang warga di Jalan Prof Moch Yamin RT2/RW9 Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur pada saat sebelum kejadian, tepatnya pada Sabtu (20/7). Ia meminta izin kepada kedua orang tuanya yaitu Imas Masriah (40) dan Endang Supandi (52) untuk pergi ke Bogor menemui teman lamanya dan sesama lulusan IPB selama kuliah pada pukul 14:30 WIB.
Selepas dari kepergian putrinya ke Kota Hujan, Endang hanya mendapatkan kabar dari istrinya, Imas Masriah bahwa putrinya telah tiba di rumah kontrakan teman dekatnya yang biasa disapa Ines. “Yang sering berkabar sama dia korban jelas sang ibunya. Karena teman - temannya sudah kami kenal dan kami sebagai orang tua sudah tahu juga,” ungkapnya.
Tidak hanya menghabiskan waktu di Bogor saja. Meli juga banyak bercerita akan pergi melancong ke Jakarta bersama para teman - temannya pada Minggu pagi (21/7). Rupanya hal tersebut juga diizinkan kedua orang tuanya. Pasalnya, sifat almarhumah yang selalu meminta restu itulah yang menjadikan orang tua yakin dan percaya juga tidak pernah melarang selama memberikan kabar serta terbuka.
Amel juga diketahui sempat membuat Insta Story saat berada di KRL menuju ke Jakarta. Setelah menghabiskan waktu di Jakarta Meli mengabarkan kepada ibunya akan pulang setelah maghrib agar bisa terhindar dari kemacetan sistem satu arah Jalur Puncak. Saat pukul 17:00 WIB, dirinya mendapatkan kabar bahwa Meli sudah tiba di Terminal Baranangsiang, Bogor dan kemudian diantar oleh teman - temannya dan sempat melakukan santap sore di salah satu warteg.
Ketika saat akan bertolak kembali pulang ke Cianjur, teman - teman Meli sempat memberikan saran untuk kembali bermalam bersama temannya. Namun, dirinya menolak dikarenakan esok pagi Senin akan kembali bekerja. Tidak hanya menawarkan untuk menginap, temannya juga menawarkan untuk diantar pulang.
Ajakan serta tawaran yang diberikan pun sia - sia. Meli tetap bersikukuh untuk pulang sendiri. Bahkan menyarankan temannya untuk pulang.
“Dia Meli Minggu sore sempat memberi kabar sudah sampai Terminal Baranangsiang Bogor dan lagi makan. Bilang juga ditawarin menginap dan sama diantar, tapi disuruh pulang aja,” jelasnya.
Kedua orang tua tidak terlalu merasa khawatir, bahkan merasa aman. Pasalnya, semasa kuliah, Amel sudah sering melakukan pulang pergi dari Cianjur - Bogor.
Ibunda Imas mendapatkan kabar pada pukul 19.00 WIB, bahwa Meli sudah mendapatkan kendaraan umum menuju Ciawi yaitu angkutan kota (angkot). Setelah dari Ciawi akan melanjutkan dengan kendaraan menuju Cianjur. Kabar terakhir melalui aplikasi pesan berkirim yaitu Whatsapp. Meli menjelaskan di angkot tersebut sepi dan ia juga merasa takut.
“Sempat memberi kabar angkotnya kosong, itu aja WA ke saya,” jelasnya.
Pada pukul 21.40 WIB. Imas mendapatkan kabar dari Amel, bahwa baterai ponsel Amel akan segera habis, sehingga menghentikan untuk melanjutkan berkirim pesan agar bisa mendapatkan kabar. Ketidakkhawatiran juga dirasa sudah biasa, Imas dan Endang merasa bahwa sang anak sudah biasa pulang sampai larut malam.
Namun. Hingga hari Senin (22/7) pukul 05:00 WIB tidak ada kabar juga dari Amel. Imas pun berinisiatif untuk menghubungi teman - teman Amel. Kabar yang sama juga diterima oleh Imas, bahwa kabar terakhir diterima pukul 21:40 WIB. Bahkan bertanya guna memastikan apakah Amel sudah tiba di rumah.
Senin pagi, keluarga pun berinisiatif untuk melakukan pelaporan ke Polres Cianjur. Berbagai upaya sudah dilakukan keluarga. Mulai dari melacak Global Positioning System (GPS) ponsel korban melalui email. Hingga akhirnya titik terakhir ditemukan di Kampung Bungbulang Sala Eurih Rt03/Rw05 Kecamatan Cibereum, Kota Sukabumi.
Sampai Senin siang, keluarga mendapatkan kabar Amel bahwa ia sudah tiada. Mendapatkan kabar tersebut, kedua orang tua Amelia Nurul Supandi tidak henti - hentinya menangis. Bahkan beberapa tetangga tidak menyangka akan kehilangan gadis yang penuh sopan santun dan ramah terhadap siapapun.
Ayah korban, Endang Supandi pun berdoa untuk anaknya serta pelaku bisa cepat diberikan kesadaran dan menjadi orang baik. Di sisi lain, Wahyu Sutisna (57) mengungkapkan mengenai keseharian Amel yang penuh sopan santun kepada setiap orang.
“Anaknya solehah, baik, sopan santun juga pintar. Kita semua sama pelaku, ini anak baik malah jadi korban orang biadab,” kesalnya.
Kepala Unit IV Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Cianjur, Ipda Asep Sodikin menjelaskan, memang sebelumnya ada yang melaporkan mengenai berita kehilangan orang.
Sampai akhirnya mendapatkan informasi dari Polsek Cibereum Sukabumi ditemukan jenazah yang datanya sama dengan orang yang dilaporkan hilang tersebut.
“Kami sebelumnya menerima laporan orang hilang atas nama Amelia Nurul Supandi, namun pada saat siang hari mendapatkan laporan dari Polsek Cibereum Sukabumi ada orang dengan alamat di Cianjur tewas di tepi sawah. Data yang diterima sama dengan orang hilang, lalu kami menghubungi keluarga,” jelasnya.
0 Komentar