|
Sumber Foto : Kompasiana |
Menjelang bulan Ramadan semakin maraknya perang sarung yang berujung pada tawuran remaja, Polresta Bogor Kota saat ini semakin meningkatkan kegiatan patroli di bulan Ramadan. Terutama di waktu malam menjelang sahur.
Aksi kenakalan remaja Bogor lewat ’Perang Sarung’-nya yang kian meresahkan masyarakat belakangan ini. Kini Polresta Bogor Kota intens menyisir setiap lokasi yang kerap dijadikan arena pertarungan yang berujung pada tawuran itu.
Di Kota Bogor sendiri, ada beberapa lokasi terindikasi menjadi tempat yang sering dijadikan ajang tawuran.
Perang sarung yang berujubng tawuran ini tidak lagi di lakukan di siang hari, namun juga malam hari. Informasi yang diterima, lokasi itu di antaranya yaitu Bogor Nirwana Residence (BNR), Tajur, Ekalokasari dan Jembatan Ceger.
Hal tersebut membuat Wakil Wali Kota Dedie A. Rachim merasa miris. Dia meminta kepada pihak orang tua dan guru untuk melakukan pengawasan dan pembinaan, khususnya untuk memaknai puasa Ramadan ini. Sehingga anak dan remaja tidak terjebak dalam ritual atau tradisinya namun juga menjaga nilai ibadah yang akan diperoleh.
’’Tawuran tersebut sejenis kenakalan remaja dengan intensitas yang bisa saja membahayakan,” jelasnya kemarin (19/5).
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Hendri Fiuser juga memerintahkan jajarannya untuk mengintensifkan patroli skala besar Blue Light Patrol dan Razia selama bulan Ramadan dengan melibatkan jajaran anggota TNI dari Kodim 0606 Kota Bogor dan dari Den Pom serta instansi terkait lainnya.
Dedie juga meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk terus aktif mengingatkan kepada para guru agar ikut mendorong pembentukan karakter siswa yang baik dan berakhlak mulia di samping prestasi akademis siswa saja.
’’Pembentukan karakter tersebut meliputi penanaman budi pekerti, rasa tolong - menolong, sopan santun, ramah terhadap sesama, taat pada hukum, karena itu sangat penting ditanamkan sejak dini,” jelasnya.
Kepala Disdik Kota Bogor, Fahrudin mengakui bahwa akan melakukan antisipasi kepada para siswa SMP agar tidak terlibat dalam aksi negatif.
Ke depan, kata dia, Disdik juga akan mengeluarkan surat larangan bagi pelajar SMP untuk berkegiatan di luar selama malam hari maupun subuh di bulan Ramadan.
’’Disdik akan mengeluarkan surat larangan bagi pelajar SMP untuk berkegiatan di jalan setelah tarawih maupun setelah sahur,” jelasnya.
Apabila kedapatan siswa SMP atau di bawahnya yang masuk dalam kewenangan Disdik, jelasnya, maka akan diberikan pembinaan khusus dan pemanggilan orang tua siswa. Karena orang tua juga harus mengawasi dan membimbing anaknya agar tidak terjerumus pada hal yang berbau ke arah negatif.
“Dinas dan pihak sekolah juga memiliki tanggung jawab moral terhadap peserta didik walau tindakan itu di luar sekolah,” ungkapnya.
Jangan sampai karena perbuatan dari iseng tersebut berbuntut kepada tindakan kriminal yang bisa saja membahayakan nyawa orang lain. Sebab itu, pihak kepolisian juga pihak lain seperti dinas pendidikan harus tetap menghimbau dan memberikan sangsi tegas apabila perbuatan tersebut sudah termasuk kategori berbahaya dan merusak.
Kegiatan perang sarung tidak hanya bisa memicu kepada tawuran remaja saja, namun juga berimbas kepada tindak kriminal anak. Apabila dibiarkan bisa menyebabkan pertikaian antar remaja yang jelas penyelesaiannya akan sulit.
Himbauan kepada orang tua juga pihak terkait dalam hal ini guru di sekolah untuk mengawasi dan memberikan sangsi tegas jika kedapatan muridnya melakukan tindakan tawuran yang membahayakan nyawa orang lain.
0 Komentar