Rencana perbaikan dan pelebaran pada Jembatan Otto Iskandardinata dan Jembatan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, sedang digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Di kedua jembatan itu sering terjadi kemacetan panjang, karena penyempitan arus kendaraan. Terlebih di Jembatan Otista yang sering dijuluki ‘leher botol’ karena arus kedua arah, baik dari Terminal Baranangsiang atau pun Mal Lippo Kebun Raya, menyempit di jembatan tersebut.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, dana Rp90 miliar untuk perbaikan dua jembatan tersebut sudah diajukan ke Pemerintah Provinsi tan Otista dan Rp50 miliar untuk Jembatan Sempur tidak mungkin bisa dianggarkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor.
“Ini masih diajukan ke provinsi. Kami berharap pengajuan anggaran itu disetujui pemprov. Nah, sekarang ini masih menunggu informasi dari sana, apakah bisa turun atau tidak (dananya, red). Sebab, kalau dari APBD tidak mungkin, tidak ada anggarannya,” kata Bima.
Pemkot Bogor, sambung Bima, sudah merasa siap dalam renovasi dan revitalisasi jembatan tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebagai leading sector disebut sudah mengantungi berbagai persyaratan, termasuk revisi Detail Engineering Design (DED).
“DEDnya sudah ada semua di Dinas PUPR, makanya tinggal menunggu provinsi saja,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Konstruksi, Thoriq Nasution, menganggap jumlah anggaran yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki Jembatan Otista dan Jembatan Sempur yang menelan biaya Rp90 miliar itu dianggap terlalu besar.
Sebab, ia melihat konstruksi kedua jembatan tak perlu dirombak total.
“Kalau minta segitu ya kegedean. Padahal, lihat konstruksi masih bagus, nggak perlu dirombak total,” katanya singkat.
0 Komentar