Mendekati Natal dan tahun baru, para pelaku usaha dihantui beredarnya uang palsu. Khususnya pecahan Rp20 ribu. Semisal yang dialami oleh para operator di SPBU 34-16818 di Jalan Sabilillah, Desa Citeureup.
Dalam seminggu, para operator menemukan empat kali uang palsu pecahan Rp20 ribu dari konsumennya. “Saat diraba nampak asli, tapi ternyata ketika dicek di bank uang itu pulau,” kata Samsul, salah satu operator.
Karena uang palsu tersebut, dirinya harus bertanggungjawab mengganti kerugian di tempat ia bekerja. Lantaran, masuknya uang palsu dianggap kelalaian. “Karena saya salah. Ya, apa boleh buat. Terpenting ke depannya lebih berhati-hati,” ucapnya.
Selain menyerupai asli, uang palsu itu disebar oleh orang yang telah memperhitungkan momentum. “Saat banyak antrean, pasti kami sibuk. Saat itu yang belanja pakai uang palsu ikut isi bensin sambil menunggu bensin penuh ia baru membayarnya,” tukasnya.
Kondisi itu dibenarkan oleh Pengawas SPBU 34-16818, Tedi Mulya. Ia mengaku prihatin atas kerugian para operator yang mendapat uang palsu saat melayani konsumen. Lantaran, kerugian itu otomatis ditanggung operator.
“Kasihan kalau mereka terus ganti uang itu. Karena itu, uang palsu tak boleh lagi lolos di SPBU ini,” kata Tedi.
Ia telah mengimbau para operator untuk lebih jeli lagi saat menerima uang. Terlebih lagi ketika kondisi SPBU dipadati pelanggan. “Jangan terburu-buru saat menerima uang. Daripada mereka buru-buru dan lengah, buntutnya akan merugikan,” kata Tedi.
Lebih lanjut Tedi mengaku telah melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian agar peredaran uang palsu tak memakan banyak korban. “Polisi sudah tahu. Moga pelaku dan jaringannya segera terungkap,” tukasnya.
Saat dikomfirmasi, Kapolsek Citeureup, Kompol Tri Suhartanto mengaku akan menyelidiki kasus tersebut. Pihaknya akan menurunkan personel intel untuk mencari titik edar uang palsu tersebut.
“Cepat atau lambat pasti kami ungkap. Tunggu saja waktunya,” singkat Tri.
(RB/azi/pojokjabar)
0 Komentar