SMP Mumahammadiyyah 1 Cileungsi, diajak menyelami sejarah tentang kemuhamadiyahan. jumát (25/8/17), ratusan siswa diajak nonton bareng (nobar) pemutaran perdana sejarah perjuangan pahlawan wanita Nyai Ahmad Dahlan di bioskop Metropolitan Mall, Cileungsi.
Koordinator Nobar Nur Jannah menerangkan, kegiatan ini diharapkan agar para pelajar memahami sejarah perjuangan kebangsaan. “Propaganda visual kita balas dengan visual.
Dengan film ini, para siswa akan dipertebal kecintaannya pada tanah air, sehingga tak mudah dipengaruhi faham anti-NKRI,” tegasnya .
Pemutaran film terrsebut dilakukan serentak di Indonesia dan menjadi program nasional organisasi terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama (NU). Seperti diketahui, Nyai Ahmad Dahlan adalah pahlawan nasional wanita yang menginspirasi perempuan masa kini.
“Nyai Siti Walidah pantas jadi pahlawan. karena beliau tidak hanya mampu berperan sebagai sebagai istri yang baik dan shalihah, tapi juga sosok perempuan tangguh bagi keluarganya. Nyai Siti Walidah senantiasa mendukung langkah dakwah suaminya, KH Ahmad Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah,” ucapnya.
Ia menerangkan, program ini juga diikuti oleh para pengurus dan anggota yayasan Asyiah Cileungsi. Karenanya, program ini diikuti oleh ribuan peserta.
“Data yang masuk ke panitia adalah 3.000 siswa Muhammadiyah Cileungsi yang sudah booking tiket,” ucapnya. Saking banyaknya penontot, kegiatan ini dibuat beberapa sesi.
Untuk perdana 24 Agustus, jadwal SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi, guru, pengurus Aisyiyah Cileungsi dengan jumlah 500 tiket, sisa 2.500 akan dibagi pada 28-29 dan 30 Agustus.
Terpisah, Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA ) Cileungsi, Ana Widyastuti, menerangkan pentingnya penanaman sejarah perjuangan pahlawan pada para generasi bangsa.
Menurutnya, Siti Walida (Nyai Ahmad Dahlan.red), adalah sosok perempuan maju waktu itu. Mengajarkan perempuan-perempuan Indonesia untuk mandiri, cerdas dan pintar dengan rutin menyelenggarakan pengajian khusus perempuan bernama Sopo Tresno.
”Nyai Ahmad Dahlan tidak hanya mengajarkan para perempuan pintar dalam mengurus rumah tangga, tapi juga mampu mengembangkan masyarakat melalui Aisyiyah, dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia,” ujar Ana.
Pesan film itu adalah peran perempuan ternyata telah mengisi kemajuan negeri. Sehingga, Muhamadiyyah dapat mengisi kemerdekaan hingga saat ini.
(radar bogor/azi/c)
0 Komentar