Tanaman langka bunga bangkai yang sedang mekar di perumahan Alam Tirta, Kecamatan Ciomas, menarik perhatian warga.
Selain menjadi ajang belajar bagi pelajar, warga yang melintas pun berebut untuk melihat dan mengabadikannya.
Berlokasi di Blok M4 Nomor 3, bunga ini tumbuh di depan pagar sebuah rumah yang dikontrakan. Menurut salah satu tetangga rumah, bunga itu awalnya sengaja ditanam penguhuni lama.
Setelah tiga tahun, bunga tersebut mekar.
“Namannya pak Endang sempat ngontrak di sini dua tahun. Tapi setahun lalu sudah keluar,” ujar tetangga di depan kontrakan, Deuis Riani (33) kepada Pojokjabar, Salasa (15/82017).
Sepeninggalan Endang, bunga itu tidak dirawat dan tumbuh dengan sendirinya.
Warga lain, Sumarno (43) mengatakan, di wilayah asalnya Boyolali, Jawa Tengah, tanaman itu sudah umum dikenal.
Bahkan, kata dia, bagian umbi bisa dikonsumsi manusia dan tidak beracun.
“Kalau di daerah saya biasa dimakan. Rasannya pulen seperti talas lah ya,” jelasnya.
Tanamanan ini bernama latin Amorphophallus paeonifolius. Selain bentuknya yang unik, menjadi lokasi belajar anak dan sekolah d isekitarnya.
Meski disebut bunga bangkai, namun berbeda dengan bungai bangkai rafflesia arnoldi atau Amorphophallus titanum di Kebun Raya Bogor.
Di sisi bunga ini terlihat seperti batang. Batang ini bercabang-cabang layaknya batang pada daun talas. Dengan warna corak belang putih hijau, pada bagian atas tangkai juga tedapat daun.
Ukurannya hanya sebesar bola basker, bunga ini memiliki umbi di bawahnya.
Biasannya tamanan umbi suweg ini hidup di bawah pohon hutan rindang. Bisa ditemukan juga di pekarangan penduduk.
Tanaman ini selain golongan tanaman pangan, juga bisa sebagai tanaman hias. Banyak orang penasaran dengan rupannya.
Hal itu karena menyerupai bunga bangkai raksasa versi mininya. Tanaman ini memiliki umbi yang bisa berukuran cukup besar antara 3-5 kilogram.
Umbinya sendiri diyakni bisa menurunkan koresterol. Untuk mengolahnya, cukup dengan direbus atau digoreng.
(don/pojokjabar)
0 Komentar