Pemkot Bogor Bangun Lapak PKL di Trotoar, Hak Pejalan Kakipun Hilang

Lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di ruas Jalan Siliwangi Bogor Utara, tepatnya di seberang Dealer Murni Motor hingga Gereja Katedral St Fransiskus Assisi dibangun di atas jalur pejalan kaki atau trotoar. Hal ini tentu tak sesuai dengan komitmen Walikota Bima Arya yang akan memperbanyak fasilitas pedestrian.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Annas S Rasmana, mengatakan pembangunan lapak PKL tersebut untuk para PKL binaan pemkot. Konsep-nya kata dia, sudah memiliki dasar hukum, yakni peraturan walikota (Perwali). Dimana ada 14 titik zooning PKL, dan salah satunya adalah di ruas Jalan Siliwangi. “Ini yang terakhir. Hanya persoalannya memang belum ada ruas jalan. Karena tahun kemarin defisit, jadi anggaran untuk jalur pejalan kaki dicoret. Akhirnya baru bisa dilakukan tahun depan,” kata Annas.


Lebih lanjut Annas mengatakan, akhir Mei mendatang, lapak PKL sudah bisa digunakan untuk lebih dari 45 pedagang eksisting, sepanjang jalan. Direncanakan tahun depan pihaknya akan membangun sedikit ruas jalan untuk pejalan kaki. “Dialokasikan untuk pedagang eksisting sepanjang jalan ini, agar lebih rapih. Kami juga akan melakukan pelebaran jalan untuk pejalan kaki,” katanya.

Annas menambahkan, untuk pengadaan lapak PKL pihaknya menganggarkan sebesar Rp180 juta, sedangkan fasilitas pedestrian nantinya Rp200 juta. Pun anggaran tersebut sambungnya sudah masuk ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tahun 2018. “RKA sudah mengirimkan. Tinggal nunggu waktu,”jelasnya.

Ketiadaan fasilitas pejalan kaki yang terganti lapak PKL membuat Walikota Bogor Bima Arya angkat bicara. Menurut dia, harus ada ruang untuk pejalan kaki di jalur tersebut. “Yang jelas ini (lapak-lapak PKL) harus menyesuaikan dengan pejalan kaki dan anggarannya akan ditambah tahun depan,” jelas Bima seraya meminta agar taman di sepanjang lokasi lapak-lapak PKL itu pun turut diperhatikan.
(radar bogor/wil/c)

0 Komentar