Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan terus melanjutkan Sistem Satu Arah (SSA) walaupun banyak pihak yang menolak kebijakan itu. Karena, SSA itu dinilai malah menimbulkan kemacetan yang cukup parah.
Sekretaris Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Endang Suherman mengaku, sesuai kesepakatan bersama uji coba diperpanjang hingga 18 April mendatang. Menurutnya, demi keselamatan dan kenyamanan pengendara yang melintas koridor utama SSA di hari ke-8 SSA berjanji akan membongkar seluruh media jalan di Jalan Pajajaran, tepatnya mulai dari depan eks Pangrango Plaza hingga Tugu Kujang, Baranangsiang.
"Setelah dibongkar, pagar bekas media jalan dipasang di kawasan Taman Topi. Karena saat ini baru sebagian saja separator di Jalan Pajajaran yang dibongkar. Itu semua demi keselamatan pengguna jalan raya," kata Endang di Bogor, Jumat 8 April 2016.
Selain alasan efisiensi, dipasangnya pagar di depan kawasan Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, itu juga sekaligus untuk menghindari terjadinya penumpukan angkot yang kerap menunggu penumpang di kawasan ini.
"Dengan begitu, penumpang yang baru saja turun dari kereta juga jadi lebih teratur karena keluarnya di depan Jalan Dewi Sartika. Angkot juga otomatis tidak akan mangkal di depan situ yang membuat terhambatnya arus kendaraan dari arah Jembatan Merah," jelasnya.
Berdasarkan pantauan hari ke-8, meski di disebagian besar ruas jalur koridor utama SSA, arus lalu lintas relatif lancar dengan kecepatan kendaraan rata-rata 40-60 kilometer per jam. Namun masih terjadi kemacetan di jalur koridor utama Jalan Otista, dikarenakan kondisi jalan berbentuk bottleneck (leher botol), tepatnya di jembatan dekat Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bangka, Kota Bogor.
Bahkan, jalur SSA yang sejatinya steril dari angkot ngetem hingga parkir kendaraan, di hari ke-8 sejumlah rambu larangan parkir di sepanjang Jalan Ir H Juanda ditutup oleh plastik hitam, pertanda selama SSA diberlakukan kendaraan bebas parkir sebelah kiri badan jalan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan semangat awal diterapkannya kebijakan SSA yang menyebutkan seluruh ruas jalur SSA harus steril dari parkir liar, baik kendaraan pribadi maupun bus pariwisata.
Selain sopir angkot yang memprotes kebijakan sepihak dan terkesan dipaksakan itu, sebagian masyarakat Kota Bogor juga terus mengekspresikan kekesalannnya terhadap kebijakan SSA. Baik melalui media sosial dengan membuat voting hingga membuat petisi di website change.org yang meminta dihentikannya SSA.